Oleh : A’inatul Mardliyah
“Bersamamu kuhabiskan waktu… senang bisa mengenal dirimu… rasanya semua begitu sempurna… sayang untuk mengakhirinya.
Lawan keterbatasan… walau sedikit kemungkinan… takkan menyerah untuk hadapi… hingga sedih tak mau datang lagi.”
Lagu indah yang dinyanyikan dengan sepenuh hati oleh Bang Ipang itu mengingatkanku tentang indahnya sebuah persahabatan yang kujalani. Aku memiliki banyak sahabat yang senantiasa memberikan warna di hari-hariku. Belajar bersama, berkompetisi, berjuang, dan bercanda gurau bersama. Lengkap sudah apa yang kurasakan. Dan lagu itu benar mengingatkanku tentang memori indah bersama mereka. Seringkali aku merasa ada sulutan semangat yang kudapatkan ketika menghayati liriknya. Dan untuk bulan Maret ini lagu tersebut sah menjadi OST –ku.
Selain lagu, aku memiliki kebiasaan baru. Mengucapkan kata-kata motivasi sepulang kuliah. “ Awal yang baik, selalu menghasilkan hasil yang baik pula.” “Tidak harus hebat saat memulai, tetapi kita harus memulai untuk menjadi hebat,” “Your attitude, not your aptitude, will determine your altitude.” “ Man jadda wa jada.” Dan beberapa kata motivasi lainnya. Ini kulakukan bersama sahabatku, Mingky. Saling menyuport, menghempas semua kegalauan yang ada. Menggantinya dengan semangat baru ‘tuk melangkah.
Bulan Maret inipun diwarnai oleh semangat baru. Semester baru, yang tentunya membuatku bersemangat untuk membuat strategi belajar yang lebih efektif. Ternyata itu semua berjalan dengan baik. Sayangnya, aku kurang maksimal dalam belajar di hari-hari terakhir di bulan ini.
Di bulan ini aku sempat mengirim dua opiniku ke media. Alhamdulillah salah satunya tembus. Opini itu kuberi judul “Olimpiade”, dimuat di Metro Riau tanggal 5 Maret. Dari judulnya saja kalian bisa menebak apa yang aku angkat. Opini ini sekaligus sebagai pembuka, setelah aku tak pernah lagi menulis opini selama kurang lebih setahun. Beberapa orang bilang mungkin karena aku trauma atau takut menulis. Karena sebelumnya opiniku pernah mendapat tanggapan dari penulis lain. Sepertinya bukan itu alasannya aku tak lagi menulis, mungkin hanya malas saja. Malas mencoba, malas menulis, dan sebagainya.
Di bulan ini aku juga sempat menulis opini lagi, tapi sayangnya opini yang belum sempurna itu kubiarkan mengendap di folderku. Kalau sekarang dilanjutkan mungkin sudah basi. Itulah akibatnya jika kita setengah-setengah dalam melakukan sesuatu.
Pertengahan bulan ini, aku kembali mendapatkan tugas wawancara untuk sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pol-Tracking Institute. Kali ini di desaku sendiri. Beberapa hal membuatku down saat itu. Tapi aku berusaha untuk menghadapinya sebijak mungkin. Teringat dengan ucapan salah seorang sahabat yang mengatakan bahwa setiap masalah yang kita hadapi, akan membuat diri kita belajar bagaimana cara untuk mengatasinya. Kita harus memiliki formula khusus, seperti sebuah power bank, sebuah kekuatan yang dapat kita gunakan disaat diri kita jatuh,
“Bersamamu kuhabiskan waktu… senang bisa mengenal dirimu… rasanya semua begitu sempurna… sayang untuk mengakhirinya.
Lawan keterbatasan… walau sedikit kemungkinan… takkan menyerah untuk hadapi… hingga sedih tak mau datang lagi.”
Lagu indah yang dinyanyikan dengan sepenuh hati oleh Bang Ipang itu mengingatkanku tentang indahnya sebuah persahabatan yang kujalani. Aku memiliki banyak sahabat yang senantiasa memberikan warna di hari-hariku. Belajar bersama, berkompetisi, berjuang, dan bercanda gurau bersama. Lengkap sudah apa yang kurasakan. Dan lagu itu benar mengingatkanku tentang memori indah bersama mereka. Seringkali aku merasa ada sulutan semangat yang kudapatkan ketika menghayati liriknya. Dan untuk bulan Maret ini lagu tersebut sah menjadi OST –ku.
Selain lagu, aku memiliki kebiasaan baru. Mengucapkan kata-kata motivasi sepulang kuliah. “ Awal yang baik, selalu menghasilkan hasil yang baik pula.” “Tidak harus hebat saat memulai, tetapi kita harus memulai untuk menjadi hebat,” “Your attitude, not your aptitude, will determine your altitude.” “ Man jadda wa jada.” Dan beberapa kata motivasi lainnya. Ini kulakukan bersama sahabatku, Mingky. Saling menyuport, menghempas semua kegalauan yang ada. Menggantinya dengan semangat baru ‘tuk melangkah.
Bulan Maret inipun diwarnai oleh semangat baru. Semester baru, yang tentunya membuatku bersemangat untuk membuat strategi belajar yang lebih efektif. Ternyata itu semua berjalan dengan baik. Sayangnya, aku kurang maksimal dalam belajar di hari-hari terakhir di bulan ini.
Di bulan ini aku sempat mengirim dua opiniku ke media. Alhamdulillah salah satunya tembus. Opini itu kuberi judul “Olimpiade”, dimuat di Metro Riau tanggal 5 Maret. Dari judulnya saja kalian bisa menebak apa yang aku angkat. Opini ini sekaligus sebagai pembuka, setelah aku tak pernah lagi menulis opini selama kurang lebih setahun. Beberapa orang bilang mungkin karena aku trauma atau takut menulis. Karena sebelumnya opiniku pernah mendapat tanggapan dari penulis lain. Sepertinya bukan itu alasannya aku tak lagi menulis, mungkin hanya malas saja. Malas mencoba, malas menulis, dan sebagainya.
Di bulan ini aku juga sempat menulis opini lagi, tapi sayangnya opini yang belum sempurna itu kubiarkan mengendap di folderku. Kalau sekarang dilanjutkan mungkin sudah basi. Itulah akibatnya jika kita setengah-setengah dalam melakukan sesuatu.
Pertengahan bulan ini, aku kembali mendapatkan tugas wawancara untuk sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pol-Tracking Institute. Kali ini di desaku sendiri. Beberapa hal membuatku down saat itu. Tapi aku berusaha untuk menghadapinya sebijak mungkin. Teringat dengan ucapan salah seorang sahabat yang mengatakan bahwa setiap masalah yang kita hadapi, akan membuat diri kita belajar bagaimana cara untuk mengatasinya. Kita harus memiliki formula khusus, seperti sebuah power bank, sebuah kekuatan yang dapat kita gunakan disaat diri kita jatuh,