Pages

Wednesday, November 12, 2014

Berorientasi Rakyat


Oleh : A'inatul Mardliyah

Sebuah negara dikatakan maju bila rakyatnya sejahtera. Sehingga keputusan yang dibuat oleh pemerintah semata-mata untuk menyejahterakan rakyatnya. Walaupun untuk pertama kalinya Indonesia memiliki presiden dan ketua MPR/DPR dari kubu yang berbeda, keduanya akan bahu membahu untuk menyejahterakan rakyat. Sehingga tonggak kekuasaan tidak hanya dikuasai oleh satu kubu saja. Bila hanya satu kubu yang berkuasa, maka kecenderungan untuk bersikap otoriter akan lebih besar. Bila ada dua kubu yang berbeda, maka mereka akan saling bersaing untuk memajukan rakyatnya. Kalaupun salah satu atau keduanya mencoba untuk berniat “jahat” kepada rakyat, maka rakyat tidak akan tinggal diam. Dan sejarah akan mencatatnya.
Rakyat sebagai pengawas kekuasaan para “abdi negara”, harus selalu siaga terhadap keputusan mereka. Sebab, bila rakyat abai, maka hal yang tidak diinginkan mungkin terjadi, seperti semakin merajalelanya korupsi. Oleh karena itu rakyat harus tanggap. Bila ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan prinsip kesejahteraan rakyat, maka sampaikan aspirasi dengan cara yang sesuai dengan tata aturan yang berlaku. Bila kebijakan dibuat untuk kesejahteraan rakyat, maka rakyat harus memberikan dukungannya. Dengan cara berperan aktif di dalamnya, seperti ikut membantu menyosialisasikannya di sosial media. Begitupun bila rakyat memiliki usulan ataupun kritik terhadap kebijakan yang sudah berlaku, maka harus segera disampaikan dengan cara yang telah ditetapkan. Dengan begitu, antara rakyat, pemimpin, dan wakil rakyat akan saling membantu untuk tercapainya Indonesia yang sejahtera.

0 comments:

Post a Comment