Oleh : A'inatul Mardliyah
Hari ini adalah hari ke-9 dari rangkaian kegiatan Laskar Ambisius
(LA). Seperti beberapa hari sebelumnya, kegiatan LA dimulai sejak pukul 09.00
WIB. Pada pukul tersebut aku dan para anggota LA yang lain telah berkumpul di
depan perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Namun hal yang tak kami duga
terjadi, perpustakaan ditutup dengan alasan ada penataan buku, hari itu perpus
hanya menerima pengembalian buku saja. Walaupun telah bernegosiasi dengan pihak
pengelola perpus, tapi tetap saja kami tidak diizinkan melakukan kegiatan
kepenulisan di dalam perpustakaan.
Karena sedikit kendala tersebut, kegiatan kami pun ikut tertunda
beberapa saat. Sekitar pukul 10.15, kami mendapatkan tempat yang nyaman untuk
melangsungkan kegiatan. Tepatnya di lantai tiga, gedung B Fakultas Ushuluddin.
Seperti biasanya, acara dibuka dengan menyanyikan 3 lagu wajib kami. Dengan
semangat kebangsaan yang menggelora, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Lirik demi lirik kami resapi, setiap kata yang ada mampu menyulut kembali api
semangat dalam diri kami, betapa kami bangga menjadi warga negara Indonesia. Lagu
Indonesia Raya mampu menyadarkan kami sebagai generasi muda agar terus bangkit
dari keterpurukan mental. Terus berjuang mengharumkan nama Indonesia di mata
dunia. Apalagi jika direlevansikan dengan impian kami untuk kuliah di luar
negeri, semakin membuat kami bersemangat untuk membuat negara Indonesia diakui
dunia, bahwa Indonesia memiliki generasi muda yang berbakat dan bisa diandalkan.
Setelah lagu kebangsaan Indonesia usai dilantunkan, kami pun
menyanyikan Mars IAIN Sunan Ampel. Dari lagu ini, kami kembali disadarkan bahwa
kami ini adalah generasi muda, generasi yang diharapkan untuk membawa perubahan
bagi negeri kami. Menuntut ilmu adalah kewajiban kami, tapi yang lebih penting
adalah agar kami bisa berbagi ilmu kepada orang lain dan turut serta mencerdaskan
bangsa dengan ilmu yang kami miliki.
Lagu ketiga adalah Mars Ambisi. Lagu inilah yang menjadi kebanggan
kami, anak-anak Bidik Misi IAIN Sunan Ampel. Seperti yang ada di dalam lirik
lagu ini, bahwa keterbatasan itu bukan penghalang untuk meraih impian. Justru
dari keterbatasan itu, akan timbul semangat berjuang untuk menaklukkan
tantangan yang ada. Kami sadar, jika dilihat dari prespektif ekonomi, sangat
sulit bagi kami untuk meraih impian agar bisa kuliah di luar negeri yang
menjadi tujuan berdirinya Laskar Ambisius. Namun hal itu tak menjadikan kami
berkecil hati, kami memiliki modal yang lebih penting dari sekedar materi, kami
memiliki semangat dan keyakinan yang tinggi. Kami percaya bahwa suatu hari
nanti impian itu akan menjadi nyata. The dreams will come true. Tentu
saja semangat ini dibarengi dengan komitmen yang tinggi untuk meningkatkan
kemampuan yang kami miliki. Seperti kegiatan yang kami lakukan di hari libur
ini, kami berkomitmen untuk belajar kepenulisan (menulis opini) dan kebahasaan
(B. Arab dan B. Inggris) dengan target yang telah kami sepakati bersama.
Kegiatan selanjutnya adalah kepenulisan. Teman-teman dari kelompok
kepenulisan melaksanakan tugasnya untuk mengajari kami tentang cara menuis
opini yang baik dan sebagainya. Namun hari ini kegiatan kepenulisan diawali
dengan pengenalan karakter dari beberapa koran yang ada di Indonesia, baik dari
koran lokal maupun koran nasional. Mas Reyrey (Masduri), salah seorang teman
kami dari kelompok kepenulisan yang menyampaikan materi ini. Kemampuannya dalam
bidang kepenulisan di media massa sudah tak diragukan lagi, terbukti dengan
banyaknya opininya yang dimuat di beberapa media lokal dan nasional.
Kemampuannya dalam menulis resensi buku pun telah diakui oleh beberapa koran di
Indonesia, yang bersedia menerbitkan hasil resensinya di koran mereka. Kami
sangat antusias mendengarkan penjelasannya.
Setelah pemberian materi usai, dilanjutkan dengan kegiatan
editing. Hasil kami menulis opini semalam, dieditkan oleh teman-teman dari
kelompok kepenulisan tanpa merubah gagasan dari penulisnya. Selanjutnya,
tulisan tersebut dikirim ke alamat e-mail koran yang kami tuju.
Kelayakan tulisan kami ditentukan dengan termuat atau tidaknya tulisan kami di
koran tersebut. Sekitar pukul 12.30, kegiatan kepenulisan usai. Kami
beristirahat sejenak untuk melaksanakan shalat dluhur.
Motivasi oleh Pak Kadir |
Sekitar pukul 13.00, kami telah berkumpul kembali di tempat semula.
Kami sangat antusias menyambut kedatangan Bapak Abdul Kadir Ryadi, Lc.,
Direktur Pesantren Mahasiswa (Pesma) IAIN Sunan Ampel. Beliau dijadwalkan
mengisi kegiatan kami dengan memberikan motivasi dan menyampaikan pengalamannya
ketika kuliah di luar negeri. Beberapa menit kemudian, Pak Kadir datang. Waah..
kami sangat senang, kami sudah tak sabar lagi ingin mendengar cerita beliau.
Dengan gayanya yang luwes, beliau langsung dapat membaur dengan
kami. Pak Kadir menyampaikan betapa senangnya beliau bertemu dengan kami,
anak-anak muda dengan semangat yang berapi-api. Kata beliau, untuk bisa kuliah
ke luar negeri, syaratnya ada tiga. Pertama kemauan, yang kedua kemampuan, dan
uang adalah syarat yang ketiga.
Dengan kemauan yang tinggi, kami diharapkan untuk bisa terus
menjaga komitmen kami. Orang yang memiliki kemauan yang tinggi, pasti memiliki
semangat yang tinggi pula. Dan semangat untuk meraih mimpi itulah yang harus
terus dijaga. Jangan sampai semangat itu redup. Syarat yang kedua adalah
kemampuan. Untuk bisa ke luar negeri, syarat mutlaknya adalah bisa berbahasa
Inggris. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa Inggris adalah bahasa internasional,
jika kita ingin kuliah ke luar negeri, tentu saja kita harus bisa berbahasa
Inggris. Karena di sana kita dituntut untuk bersosialisasi dengan masyarakat di
sana, apalagi penyampaian materi kuliahnya juga menggunakan bahasa Inggris. Selain
bisa berbahasa Inggris, kami juga harus memiliki wawasan yang luas, dan mampu
menuangkan gagasan kami baik melalui lisan maupun tulisan. Jadi, anak LA harus
banyak membaca dan juga menulis. Syarat yang ketiga adalah uang. Uang bukanlah
syarat yang utama, karena dengan memiliki kemauan dan kemampuan, maka kita akan
mampu meraih impian. Sekarang telah banyak beasiswa untuk bisa sekolah ke luar
negeri.
Dari ketiga syarat diatas, faktor keberuntungan juga ikut berperan.
Tapi, kalau masalah yang satu ini, kita hanya perlu mengajukan proposal ke
Tuhan Yang Maha Esa. Agar impian kita bisa terwujud. Aamiin.
Dengan senyumnya yang khas, Pak Kadir bercerita kepada kami tentang
pengalamannya kuliah di luar negeri. Mulai dari S1 di Al Azhar, Kairo, hingga
menempuh S2 dan S3 di Cape town
University, Afrika Selatan. Sangat menakjubkan perjuangan beliau. Beliau adalah
pelaku keberhasilan yang telah membuktikan bahwa dengan adanya kemauan dan
kemampuan, segalanya akan menjadi nyata. Beliau juga merasa beruntung bisa
kuliah di luar negeri. Sudah sekitar 10 negara yang beliau kunjungi, dan itu
sangat memotivasi kami untuk mengikuti jejak beliau.
Sekitar pukul 15.00, Pak Kadir keluar dari ruangan. Semangat kami
semakin menggelora setelah mendengar cerita Pak Kadir. Rasanya impian itu
semakin nyata. Kami akan terus berjuang agar mampu ke luar negeri, menginjakkan
kaki di sepuluh negara, bahkan lebih.
Acara kami lanjutkan dengan makan bersama, sambil menunggu makanan
datang, kami memutar lagu-lagu barat beserta liriknya dan bernyanyi bersama.
Sungguh sebuah persahabatan yang sangat indah. Beberapa menit kami menunggu,
akhirnya makanan datang. Kamipun makan bersama.
Usai makan, kami beristirahat kembali untuk melaksanakan shalat
ashar. Sekitar pukul 16.00, giliranku dan teman-teman kelompok B. Inggris
lainnya yang memberikan materi. Kali ini kami memberi materi oral drill.
Ditambah dengan sedikit mengulang materi tentang presen tense dan present
continuous tense.
Pukul 17.30, kami istirahat untuk menunaikan shalat maghrib.
Sekitar pukul 18.15 kami melanjutkan kegiatan kami dengan belajar B. Arab.
Teman-teman dari kelompok B. Arab memberikan materi tentang cara membuat
kalimat pasif dalam B. Arab. Pukul 20.15, materi B. Arab usai.
Kajian B.Arab dan Refleksi Akhir Bulan |
Sebelum kami berlanjut pada kegiatan berikutnya, kami bernyanyi
bersama, lagu Suara Ku berharap dari Hijau Daun, diubah dalam B. Arab. Suasana
keakraban sangat terasa di antara kami saat menyanyikan lagu itu.
Kegiatan ditutup dengan pendapat masing-masing anggota LA mengenai
refleksinya di akhir bulan Februari ini. Satu per satu dari kami mengutarakan
hal-hal yang terjadi di bulan ini, segala perubahan dan target-target yang
telah tercapai maupun yang belum tercapai diutarakan disini. Sesaat kemudian,
suasana haru menyelimuti gazebo ushuluddin, tempat kami melaksanakan kegiatan
ini. Yach... Persahabatan inilah yang
membuat kami bisa tetap bersemangat meraih impian.
Kegiatan ini berakhir pukul 21.30, beberapa anggota LA yang belum
mengutarakan refleksi dirinya di akhir bulan ini harus menunggu besok untuk
bisa mengutarakannya. Selamat berjuang, kawan! Our struggle is never
wasted... The dreams will come true!
A’inatul
Mardliyah, anggota LA dari Gresik
Surabaya,
28 Februari 2013
0 comments:
Post a Comment