Pages

Wednesday, November 12, 2014

Percepatan Belajar Bersama LA



Oleh : A'inatul Mardliyah
 

Hari ini adalah hari ke-9 dari rangkaian kegiatan Laskar Ambisius (LA). Seperti beberapa hari sebelumnya, kegiatan LA dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Pada pukul tersebut aku dan para anggota LA yang lain telah berkumpul di depan perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Namun hal yang tak kami duga terjadi, perpustakaan ditutup dengan alasan ada penataan buku, hari itu perpus hanya menerima pengembalian buku saja. Walaupun telah bernegosiasi dengan pihak pengelola perpus, tapi tetap saja kami tidak diizinkan melakukan kegiatan kepenulisan di dalam perpustakaan.
Karena sedikit kendala tersebut, kegiatan kami pun ikut tertunda beberapa saat. Sekitar pukul 10.15, kami mendapatkan tempat yang nyaman untuk melangsungkan kegiatan. Tepatnya di lantai tiga, gedung B Fakultas Ushuluddin. Seperti biasanya, acara dibuka dengan menyanyikan 3 lagu wajib kami. Dengan semangat kebangsaan yang menggelora, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lirik demi lirik kami resapi, setiap kata yang ada mampu menyulut kembali api semangat dalam diri kami, betapa kami bangga menjadi warga negara Indonesia. Lagu Indonesia Raya mampu menyadarkan kami sebagai generasi muda agar terus bangkit dari keterpurukan mental. Terus berjuang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Apalagi jika direlevansikan dengan impian kami untuk kuliah di luar negeri, semakin membuat kami bersemangat untuk membuat negara Indonesia diakui dunia, bahwa Indonesia memiliki generasi muda yang berbakat dan bisa diandalkan.
Setelah lagu kebangsaan Indonesia usai dilantunkan, kami pun menyanyikan Mars IAIN Sunan Ampel. Dari lagu ini, kami kembali disadarkan bahwa kami ini adalah generasi muda, generasi yang diharapkan untuk membawa perubahan bagi negeri kami. Menuntut ilmu adalah kewajiban kami, tapi yang lebih penting adalah agar kami bisa berbagi ilmu kepada orang lain dan turut serta mencerdaskan bangsa dengan ilmu yang kami miliki.
Lagu ketiga adalah Mars Ambisi. Lagu inilah yang menjadi kebanggan kami, anak-anak Bidik Misi IAIN Sunan Ampel. Seperti yang ada di dalam lirik lagu ini, bahwa keterbatasan itu bukan penghalang untuk meraih impian. Justru dari keterbatasan itu, akan timbul semangat berjuang untuk menaklukkan tantangan yang ada. Kami sadar, jika dilihat dari prespektif ekonomi, sangat sulit bagi kami untuk meraih impian agar bisa kuliah di luar negeri yang menjadi tujuan berdirinya Laskar Ambisius. Namun hal itu tak menjadikan kami berkecil hati, kami memiliki modal yang lebih penting dari sekedar materi, kami memiliki semangat dan keyakinan yang tinggi. Kami percaya bahwa suatu hari nanti impian itu akan menjadi nyata. The dreams will come true. Tentu saja semangat ini dibarengi dengan komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan yang kami miliki. Seperti kegiatan yang kami lakukan di hari libur ini, kami berkomitmen untuk belajar kepenulisan (menulis opini) dan kebahasaan (B. Arab dan B. Inggris) dengan target yang telah kami sepakati bersama.
Kegiatan selanjutnya adalah kepenulisan. Teman-teman dari kelompok kepenulisan melaksanakan tugasnya untuk mengajari kami tentang cara menuis opini yang baik dan sebagainya. Namun hari ini kegiatan kepenulisan diawali dengan pengenalan karakter dari beberapa koran yang ada di Indonesia, baik dari koran lokal maupun koran nasional. Mas Reyrey (Masduri), salah seorang teman kami dari kelompok kepenulisan yang menyampaikan materi ini. Kemampuannya dalam bidang kepenulisan di media massa sudah tak diragukan lagi, terbukti dengan banyaknya opininya yang dimuat di beberapa media lokal dan nasional. Kemampuannya dalam menulis resensi buku pun telah diakui oleh beberapa koran di Indonesia, yang bersedia menerbitkan hasil resensinya di koran mereka. Kami sangat antusias mendengarkan penjelasannya.
Setelah pemberian materi usai, dilanjutkan dengan kegiatan editing. Hasil kami menulis opini semalam, dieditkan oleh teman-teman dari kelompok kepenulisan tanpa merubah gagasan dari penulisnya. Selanjutnya, tulisan tersebut dikirim ke alamat e-mail koran yang kami tuju. Kelayakan tulisan kami ditentukan dengan termuat atau tidaknya tulisan kami di koran tersebut. Sekitar pukul 12.30, kegiatan kepenulisan usai. Kami beristirahat sejenak untuk melaksanakan shalat dluhur.
Motivasi oleh Pak Kadir
Sekitar pukul 13.00, kami telah berkumpul kembali di tempat semula. Kami sangat antusias menyambut kedatangan Bapak Abdul Kadir Ryadi, Lc., Direktur Pesantren Mahasiswa (Pesma) IAIN Sunan Ampel. Beliau dijadwalkan mengisi kegiatan kami dengan memberikan motivasi dan menyampaikan pengalamannya ketika kuliah di luar negeri. Beberapa menit kemudian, Pak Kadir datang. Waah.. kami sangat senang, kami sudah tak sabar lagi ingin mendengar cerita beliau.
Dengan gayanya yang luwes, beliau langsung dapat membaur dengan kami. Pak Kadir menyampaikan betapa senangnya beliau bertemu dengan kami, anak-anak muda dengan semangat yang berapi-api. Kata beliau, untuk bisa kuliah ke luar negeri, syaratnya ada tiga. Pertama kemauan, yang kedua kemampuan, dan uang adalah syarat yang ketiga.
Dengan kemauan yang tinggi, kami diharapkan untuk bisa terus menjaga komitmen kami. Orang yang memiliki kemauan yang tinggi, pasti memiliki semangat yang tinggi pula. Dan semangat untuk meraih mimpi itulah yang harus terus dijaga. Jangan sampai semangat itu redup. Syarat yang kedua adalah kemampuan. Untuk bisa ke luar negeri, syarat mutlaknya adalah bisa berbahasa Inggris. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa Inggris adalah bahasa internasional, jika kita ingin kuliah ke luar negeri, tentu saja kita harus bisa berbahasa Inggris. Karena di sana kita dituntut untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sana, apalagi penyampaian materi kuliahnya juga menggunakan bahasa Inggris. Selain bisa berbahasa Inggris, kami juga harus memiliki wawasan yang luas, dan mampu menuangkan gagasan kami baik melalui lisan maupun tulisan. Jadi, anak LA harus banyak membaca dan juga menulis. Syarat yang ketiga adalah uang. Uang bukanlah syarat yang utama, karena dengan memiliki kemauan dan kemampuan, maka kita akan mampu meraih impian. Sekarang telah banyak beasiswa untuk bisa sekolah ke luar negeri.
Dari ketiga syarat diatas, faktor keberuntungan juga ikut berperan. Tapi, kalau masalah yang satu ini, kita hanya perlu mengajukan proposal ke Tuhan Yang Maha Esa. Agar impian kita bisa terwujud. Aamiin.
Dengan senyumnya yang khas, Pak Kadir bercerita kepada kami tentang pengalamannya kuliah di luar negeri. Mulai dari S1 di Al Azhar, Kairo, hingga menempuh S2 dan S3 di Cape town University, Afrika Selatan. Sangat menakjubkan perjuangan beliau. Beliau adalah pelaku keberhasilan yang telah membuktikan bahwa dengan adanya kemauan dan kemampuan, segalanya akan menjadi nyata. Beliau juga merasa beruntung bisa kuliah di luar negeri. Sudah sekitar 10 negara yang beliau kunjungi, dan itu sangat memotivasi kami untuk mengikuti jejak beliau.
Sekitar pukul 15.00, Pak Kadir keluar dari ruangan. Semangat kami semakin menggelora setelah mendengar cerita Pak Kadir. Rasanya impian itu semakin nyata. Kami akan terus berjuang agar mampu ke luar negeri, menginjakkan kaki di sepuluh negara, bahkan lebih.
Acara kami lanjutkan dengan makan bersama, sambil menunggu makanan datang, kami memutar lagu-lagu barat beserta liriknya dan bernyanyi bersama. Sungguh sebuah persahabatan yang sangat indah. Beberapa menit kami menunggu, akhirnya makanan datang. Kamipun makan bersama.
Usai makan, kami beristirahat kembali untuk melaksanakan shalat ashar. Sekitar pukul 16.00, giliranku dan teman-teman kelompok B. Inggris lainnya yang memberikan materi. Kali ini kami memberi materi oral drill. Ditambah dengan sedikit mengulang materi tentang presen tense dan present continuous tense.
Pukul 17.30, kami istirahat untuk menunaikan shalat maghrib. Sekitar pukul 18.15 kami melanjutkan kegiatan kami dengan belajar B. Arab. Teman-teman dari kelompok B. Arab memberikan materi tentang cara membuat kalimat pasif dalam B. Arab. Pukul 20.15, materi B. Arab usai.
Kajian B.Arab dan Refleksi Akhir Bulan
Sebelum kami berlanjut pada kegiatan berikutnya, kami bernyanyi bersama, lagu Suara Ku berharap dari Hijau Daun, diubah dalam B. Arab. Suasana keakraban sangat terasa di antara kami saat menyanyikan lagu itu.
Kegiatan ditutup dengan pendapat masing-masing anggota LA mengenai refleksinya di akhir bulan Februari ini. Satu per satu dari kami mengutarakan hal-hal yang terjadi di bulan ini, segala perubahan dan target-target yang telah tercapai maupun yang belum tercapai diutarakan disini. Sesaat kemudian, suasana haru menyelimuti gazebo ushuluddin, tempat kami melaksanakan kegiatan ini. Yach...  Persahabatan inilah yang membuat kami bisa tetap bersemangat meraih impian.
Kegiatan ini berakhir pukul 21.30, beberapa anggota LA yang belum mengutarakan refleksi dirinya di akhir bulan ini harus menunggu besok untuk bisa mengutarakannya. Selamat berjuang, kawan! Our struggle is never wasted... The dreams will come true!

A’inatul Mardliyah, anggota LA dari Gresik
Surabaya, 28 Februari 2013

0 comments:

Post a Comment