Oleh
: A’inatul Mardliyah
Membosankan sekali bila kita tak bisa menyampaikan
maksud kita menggunakan Bahasa-bahasa yang indah. Seperti halnya hidup yang
hanya dilalui dengan rutinitas biasa tanpa ada hal-hal baru yang lebih
menantang. Maksudku, kenapa hari-hariku di rumah tak menarik sekali? Apa aku
harus berlari dari rumah dan melakukan sesuatu yang kuinginkan. Sungguh aku
sangat bosan bila hanya terdiam di rumah; memasak, menyapu, membaca, menonton
tv, istirahat, dan tidur. Ahh… Aku tak suka.
Tapi itulah yang terjadi padaku di minggu ini. Tapi
setidaknya aku masih mempunyai sahabat
setia. Yang akan membuatku menangis, tertawa, bahkan marah. Buku. Entah apa
yang akan dia katakan bila dia bisa bicara. Teman setia yang terkadang menjadi
sasaran kemarahanku. Dan tentu saja, dia tidak marah.
Apa yang membuat hidup menjadi membosankan adalah diri
kita sendiri. Aku sadari itu. banyak hal keren yang bisa dilakukan. Hanya saja
kemalasan itu selalu membuat semuanya terasa tak mudah. Seringkali rutinitas
yang biasa-biasa itu membuatku pusing.
Dari sana aku memikirkan banyak hal. Tentang waktu
yang terus saja berlalu. Tentang mimpiku. Tentang apa saja pencapaian yang
kudapat. Semuanya serasa tidak mudah. Jika waktu luang hanya kuhabiskan dengan
hal-hal yang biasa-biasa saja. Aku teringat kembali dengan pesan ustadz, bahwa
orang yang sukses kelak adalah mereka yang tak hanya diam saat ini. Yang
berdarah-darah. Benar-benar berjuang untuk impiannya.
***
Tanggal 8 Februari, untuk pertama kalinya aku
bersilaturrahmi ke rumah sahabatku, tapi kami memutuskan untuk bertemu di tempat ziarah wali, Makam Sunan Drajat. Walau
terbilang sangat jauh. Tak apalah, aku juga ingin pergi berjalan-jalan. Merefresh
otak yang sudah cukup lama berdiam di rumah. Aku menghabiskan waktu 2 jam
perjalanan. Oh yaa… tentu saja aku tak sendirian. Sepupuku menemaniku pergi ke
sana. Di tengah perjalanan sempat berhenti sejenak karena hujan yang mengguyur.
Perjalanan yang menyenangkan. Setelah berjumpa di
sana, kami menghabiskan waktu di area Makam Sunan Drajat, sembari menunggu
waktu shalat dhuhur. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di rumah
sahabatku, di Kecamatan Kembangbau. Melelahkan. Tapi terbayar sudah dengan
perjumpaan ini.
Menjelang sore, aku pamit pulang. Banyak hal yang
belum kuketahui dari sahabatku itu. semoga dengan kunjunganku kali ini, bisa
menambah kedekatan kami.
Dalam perjalanan pulang, sepupuku berniat mengajakku
untuk mampir sejenak ke tempat wisata Waduk Gondang. Tapi sayangnya, kami tak berhasil
menemukan tempat tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Awan mendung
menemani perjalanan kami kali ini. Ditambah dengan rintik hujan yang lumayan
bisa membasahi bajuku. Sepanjang mata memandang, sawah-sawah terbentang hijau,
meneduhkan mata. Langit berubah warna, memerah jingga. Sungguh perjalanna
pulang yang menyenangkan. Walau kami sempat tersesat. Hehe. Tak mengapa, aku
sangat menikmati perjalanan ini.
0 comments:
Post a Comment