Oleh
: A’inatul Mardliyah
Terimakasih Tuhan atas jalan kehidupan yang telah kau
anugerahkan kepadaku. Atas mimpi yang kau tanamkan kuat-kuat di hatiku. Jika
suatu hari aku mengeluh atas segala kegagalan yang menimpaku, ingatkanlah aku.
Bahwa aku membutuhkan kegagalan itu untuk menggapai tangga kesuksesan. (Senin,
10 Februari 2014)
Usia 20 tahun. Beban dipundakku terasa semakin berat. Semakin banyak
kewajiban yang harus kukerjakan. Kembali menata diri, meninggalkan kebiasaan
buruk dan memulai kembali kebiasaan-kebiasaan baik. Aku menyadari diri ini
masih jauh dari kata ‘baik’, tapi aku hendak memperbaiki diri untuk menjadi
‘baik’.
Menjelang kegiatan liburan semester, aku menghabiskan waktu di rumah
saja. Tak pergi ke mana-mana. Hanya menghabiskan waktu bersama Ibu dan kedua
adikku. Itung-itung nge-charge rasa kangen sebelum nanti kembali ke Surabaya.
Tanggal 15 Februari, aku mendapatkan sebuah pelajaran berharga. Saat ini
kasus pelecehan terhadap perempuan semakin marak terjadi. Bukan hanya di tempat
yang sepi, tetapi juga terjadi di tempat umum sekalipun. Ketika terjadi kasus
seperti ini, sebaiknya masyarakat tidak menyalahkan korban. Karena korban bukan
pelaku. Seringkali korban disalahkan karena telah melakukan atau menggunakan
sesuatu yang dapat memicu terjadinya pelecehan tersebut, namun dalam kasus ini,
pelakulah yang tetap harus disalahkan. Korban sudah tertekan dengan kasus itu,
jangan menambah penderitaannya dengan menyalahkannya. Itu akan membuat korban
semakin tertekan. Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal seperti itu. Bagi
yang pernah mengalaminya, jangan tertekan dengan keadaan dan jangan diam saja.
Laporkan kejadian itu untuk membuat pelaku jera.
Tanggal 16 Februari, kegiatan liburan semester belum
dimulai, aku hanya menghabiskan waktu di RMD.
0 comments:
Post a Comment